"Sekarang ini kita adalah bangsa konsumtif bukan bangsa produktif," kata Mahyudin dalam pengantar Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu, di Bengkulu, Kamis (5/10). Hadir dalam sosialisasi ini dua narasumber anggota MPR yaitu Hetifah (Fraksi Partai Golkar) dan M. Toha (Fraksi PKB), dan Rektor UMB Dr. Ahmad Dasan, MA.
Dalam pengantarnya Mahyudin mengatakan dua tujuan bernegara sebagaimana amanat pendiri bangsa dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang belum tercapai yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. "Apakah kita sudah mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum? Belum," katanya.
Salah satu indikator mencerdaskan kehidupan bangsa adalah bisa memproduksi barang. Kenyataannya, Indonesia diserbu produk-produk asing. Belum lagi asing menguasai sektor usaha di Indonesia mulai dari perkebunan, perbankan, pertambangan, hingga telekomunikasi.
"Asing menguasai sektor usaha di Indonesia. Newmont, Indosat, dan lainnya. Kita bisa menjadi kuli di negeri sendiri. Artinya kita belum pintar. Kalau kita bisa membuat produk sendiri, barulah kita disebut pintar," katanya.
Kepada mahasiswa Mahyudin memberi contoh Jack Ma dan Bill Gates. Dengan kreativitas dan inovasi serta jiwa entrepreneurship, Jack Ma dan Bill Gates menjadi orang hebat. Kapitalisasi Alibaba.com milik Jack Ma sudah mencapai 400 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5.000 triliun. Angka itu dua kali lipat APBN Indonesia. "Bayangkan jika ada orang Indonesia seperti Jack Ma atau Bill Gates, saya yakin Indonesia pasti maju," kata Mahyudin.
Untuk itu Mahyudin meminta mahasiswa mengembangkan kreativitas, inovasi, dan jiwa wirausaha. Dengan cara seperti ini bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif buka konsumtif.
Namun Mahyudin juga mengingatkan mahasiswa agar tidak meninggalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. "Bangun nasionalisme, kekompakan dan gotong royong. Kalau orang Indonesia mau bersatu, gotong royong, dan kompak dalam penguasaan ekonomi maka kejayaan Indonesia tinggal menunggu waktu," ujarnya.
Para mahasiswa, lanjut Mahyudin, juga harus punya idealisme. Dia mengharapkan mahasiswa tidak mencontoh elit dan pemimpin yang terjerat korupsi. "Bangsa kita sedang darurat korupsi. Bagaimana kita bisa maju kalau elit dan pemimpin di daerah ditangkap karena korupsi? Mahasiswa jangan mencontoh seperti itu," harapnya.
Sumber : Tribunnews
EmoticonEmoticon