"Peringatan sumpah pemuda ini dapat kita jadikan sebagai titik tolak untuk memupuk jati diri keindonesiaan di tengah arus globalisasi. Kita bangun generasi muda yang cerdas dan memiliki karakter kuat," disampaikan Mendikbud, Sabtu siang, di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Sabtu (28/10).
Mendikbud menambahkan, kecerdasan berliterasi harus diiringi penguatan karakter. Sehingga generasi muda Indonesia menghadapi berbagai tantangan masa depan.
Gerakan Literasi Nasional
Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud juga mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang ditandai dengan peluncuran maskot dan logo GLN, sepuluh naskah GLN, enam laman informasi literasi dasar, buku literasi GLN, dan laman GLN dengan alamat gln.kemdikbud.go.id.
“Gerakan Literasi Nasional terus kita kumandangkan, terus kita gerakkan, terus kita kobarkan, agar bisa menjadi landasan utama untuk Indonesia menuju bangsa yang maju. Karena ciri negara yang maju adalah sangat kuat dan kokoh dalam membangun tradisi literasinya,” tutur guru besar Universitas Negeri Malang ini.
Muhadjir menyebut, berbagai penelitian, terutama yang dilakukan lembaga internasional menunjukkan, posisi Indonesia untuk hal kemampuan literasi masih tergolong rendah. Bahkan, lanjut Mendikbud, ada yang ekstrim menyebut bahwa Indonesia terlambat 45 tahun dibanding negara-negara lain yang sudah maju.
“Benar-salahnya (penelitian itu), tidak usah kita persoalkan. Kita jadikan ini untuk kita lebih terpacu menggerakkan, mengobarkan semangat berliterasi melalui Gerakan Literasi Nasional,” imbuhnya.
Pelestarian Bahasa Daerah
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar, menyampaikan saat ini Badan Bahasa telah mengidentifikasi sebanyak 652 bahasa daerah dari 2.452 daerah pengamatan. Namun, dari 652 bahasa tersebut, baru 71 yang telah dipetakan daya hidupnya, dimulai sejak tahun 1991 hingga 2017.
"Jumlah tersebut akan bertambah seiring waktu dengan bertambahnya pemetaan bahasa, bahasa di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat belum semua teridentifikasi," ujar Dadang usai acara.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra yang dilaksanakan setiap Oktober pada tahun ini diisi dengan sejumlah kegiatan apresiasi bahasa dan sastra. Selain pemilihan Duta Bahasa Nasional, Badan Bahasa juga menyelenggarakan Debat Bahasa Antarmahasiswa, Festival Musikalisasi Puisi, Apresiasi Media Massa dengan Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar, serta Bedah Buku, Klinik Bahasa dan berbagai diskusi.
Pada Puncak Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra kali ini, para pemenang dan peraih penghargaan kegiatan apresiasi bahasa dan sastra itu dihadirkan untuk menerima apresiasi langsung dari Mendikbud. (*)
Jakarta, 28 Oktober 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : kemdikbud
EmoticonEmoticon