Keenam pelajar tersebut merupakan para juara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2017. Mereka berhasil merebut 4 medali emas, 3 medali perak, dan 2 medali perunggu.
Kedatangan para juara muda ke Tanah Air disambut oleh Direktur Pembinaan SMP Kemendikbud, Supriano, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu malam (18/10/2017). Supriano menyatakan kebanggaan dan apresiasinya kepada mereka.
“Kita patut berbangga anak-anak kita telah bertanding sangat luar biasa, sehingga menempatkan Indonesia pada peringkat ke-4 dari 18 negara peserta yang mengikuti kejuaraan tersebut. Ini menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter anak-anak untuk memiliki semangat juara,” ujarnya.
Nama enam siswa peraih juara tersebut, yakni I Made Khisawa Hergianta, dari SMPN 1 Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil meraih Medali Emas, Kategori Kata Perorangan; Audifah Indrawan, dari SMPN 1 Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, berhasil meraih Medali Emas pada kategori lomba Kumite Perorangan.
Selain itu, ada tiga pelajar Indonesia yang berhasil merebut dua medali sekaligus pada dua kategori yakni, Kategori Kata dan Kumite. Kedua pelajar tersebut adalah M. Bagus Laksamana Putra, dari SMPN 19 Jakarta, berhasil meraih Medali Emas pada Kategori Kata perorangan, dan Medali Perak pada Kategori Kumite; dan Laila Nurul Humairoh, dari SMPN 1 Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berhasil meraih Medali Emas pada Kategori Kumite, dan Medali Perak pada Kategori Kata Perorangan.
Kemudian, Salsabila Ragil Putri Ardiana, dari SMPN 1 Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil meraih Medali Perak pada Kategori Kata Perorangan, dan Medali Perunggu pada Kategori Kumite.
Terakhir, untuk Medali Perunggu diraih oleh Mayang Putri Aurryel, dari SMPN 3 Kota Bekasi, Jawa Barat, yang telah mengikuti kejuaraan Kategori Kata Perorangan.
“Luar biasa ke-enam siswa kita tersebut semuanya mendapatkan medali. Untuk yang mendapatkan Medali Emas, Kemendikbud memberikan uang pembinaan sebesar Rp12.500.000, peraih Medali Perak diberikan sebesar Rp10 juta, dan perunggu diberikan sebesar Rp7.500.000,” jelas Surpiano.
Pertandingan tahun ini, kata Supriano, lebih ketat karena jumlah pesertanya bertambah. Ada 18 negara yang mengikuti kejuaraan, yaitu Algeria, Armenia, Austria, Belgia, Kamerun, Inggris Raya, Perancis, Jerman, Indonesia, Italia, Luxembourg, Maroko, Nepal, Belanda, Palestina, Skotlandia, Swiss, dan Tunisia.
Terdapat tiga besar peraih Medali Emas terbanyak, yakni Belgia, Perancis, dan Luxemboourg. Sedangkan Indonesia masuk peringkat keempat mengalahkan Austria, Belanda, Italia, Inggris Raya, dan Swiss dalam perolehan medali. Dari 18 negara tersebut, terdapat 87 klub Karate yang mengikuti kejuaraan yang sangat bergengsi tersebut.
Pada kesempatan ini Laila Nurul Humairoh, peserta peraih dua medali menyampaikan rasa syukurnya telah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Ia pun menceritakan kisah harunya tentang satu hari sebelum keberangkatan menuju Kayl, Luxembourg. “Satu hari sebelum berangkat saya sempat masuk rumah sakit dirawat sebentar karena kena muntaber.
Tetapi saya tidak mau kalah dengan penyakit saya, saya mau bangkit untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tutur Laila dengan rasa haru.
Laila dan rombongan tiba di Kayl, Luxembourg pada tanggal 12 Oktober 2017. Sesampai di sana. Ia menggunakan waktu untuk beristirahat dan sedikit berlatih. “Alhamdulillah saya berhasil meraih yang terbaik.
Pada Kategori Kumite saya berhasil mengalahkan peserta dari tuan rumah, dan Kategori Kata saya dikalahkan oleh Austria, hanya selisi satu poin saja,” tuturnya.
Ia berharap para siswa di Indonesia untuk terus bersemangat meraih yang terbaik di setiap kejuaraan, baik nasional ataupun internasional. “Kita harus bisa memberikan kebanggaan untuk Indonesia,” pesan Laila. (Seno Hartono/Desliana Maulipaksi)
Sumber : kemdikbud
EmoticonEmoticon